Posted by :
Unknown
Minggu, 13 Desember 2015
Kata Pengantar.
Dengan menyebut
nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan uts mata
kuliah LAB PTE 02.
Adapun laporan
praktikum ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam pembuatan laporan ini.
Namun tidak
lepas dari semua itu, saya sadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi
saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki laporan ini.
Saya berharap
dari laporan praktikum uts mata kuliah LAB PTE 02 ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Malang, 13 Maret 2015
Yoga
NIM 140534603029
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
1)
Mahasiswa
dapat merancang rangkain pengkondisi sinyal
2)
Mahasiswa dapat merangkai rangkaian pengkondisi sinyal
3)
Mahsiswa
dapat menganalisa rangkaian pengkondisi sinyal
4)
Mahasiswa
dapat mengetahui prinsip kerja, cara kerja serta karakteristik pengkondisi
sinyal
5)
Mahasiswa
dapat mengetahui komponen-komponen yang dibutuhkan dalam rangkaian pengkondisi
sinyal
1.2
DASAR TEORI
Pengkondisi sinyal digunakan untuk menggunakan
sinyal keluaran dari sensor sehingga dapat diolah dengan baik dan benar pada
tahap berikutnya seperti rangkaian ADC, mikrokontroler, moving coil atau yang
lainnya. Pengkondisi sinyal merupakan istilah umum yang digunakan dalam sistem
instrumentasi, dan pada prakteknya pengkondisi sinyal dapat berupa rangkaian
penguat, penjumlah, pengurang, differensiator, integral, filter dan lain-lain,
serta bisa juga berupa rangkaian gabungan dari 2, 3 atau lebih
rangkaian-rangkaian tersebut. Pada praktikum ini, digunakan penguat operasional
yang diterapkan sebagai rangkaian penguat dan penjumlah. Penguat Operasional
(Op-Amp) merupakan rangkaian terpadu yang dikemas dalam satu IC. Pada umumnya
kaki-kaki IC tersebut terdiri atas input membalik atau inverting input (-),
input tak membalik atau non inverting input (+), output, offset, dan catu daya
seperti pada gambar 1.1 Secara ideal, Op-Amp memiliki beberapa karakteristik,
diantaranya :
a.
Penguat
tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b.
Impedansi
input tak berhingga (rin = ∼)
c.
Impedansi
output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d.
Tegangan
offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
Komponen Op-Amp dikemas dalam satu IC. Salah satu tipe IC Op-Amp yang
sering digunakan adalah IC Op-Amp 741
Op-Amp yang digunakan sebagai penguat ditunjukkan pada gambar 2 dan
gambar 3. Pada penguat inverting (gambar 2), sinyal Vi diumpakan ke input
inverting pada Op-Amp. Disebut inverting atau membalik karena sinyal input Vi
berbeda fasa 180o terhadap sinyal output Vo.
Sedangkan penguat non inverting (gambar 3), sinyal Vi diumpakan ke input non inverting pada Op-Amp. Disebut non inverting atau tidak membalik karena sinyal input Vi mempunyai fasa yang sama dengan sinyal output Vo.
Op-Amp yang digunakan sebagai
penjumlah ditunjukkan pada gambar 4. Sesuai dengan namanya, rangkaian penjumlah
akan menjumlahkan semua sinyal input dengan faktor penguat tertentu yang
ditentukan oleh nilai resistor yang digunakan, untuk kemudian dikeluarkan
sebagai sinyal output Vo.
OP AMP SEBAGAI PENGUAT PENJUMLAH
Rangkaian
Adder/Penjumlah Inverting
Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1,
V2, V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1,
R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena
penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).
Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3). Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Besarnya tegangan output (Vout)
dari rangkaian adder/penjumlah inverting diatas dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Rangkaian
Adder/Penjumlah Non-Inverting
Rangkaian adder/penjumlah non-inverting memiliki penguatan tegangan yang tidak
melibatkan nilai resistansi input yang digunakan. Oleh karena itu dalam
rangkaian penjumlah non-inverting nilai resistor input (R1, R2, R3) sebaiknya
bernilai sama persis, hal ini bertujutna untuk mendapatkan kestabilan dan
akurasi penjumlahan sinyal yang diberikan ke rangkaian. Pada rangkaian
penjumlah non-inverting diatas sinyal input (V1, V2, V3) diberikan ke jalur
input melalui resitor input masing-masing (R1, R2, R3). Besarnya penguatan
tegangan (Av) pada rangkaian penguat penjumlah non-inverting diatas diatur oleh
Resistor feedback (Rf) dan resistor inverting (Ri), sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Sehingga dengan diketahuinya nilai penguatan tegangan pada rangkaian
penjumlah non-inverting tersebut dapat dirumuskan besarnya tegangan output
(Vout) rangkaian secara matematis sebagai berikut :
Rangkaian adder/penjumlah non-inverting ini jarang digunakan dalam
aplikasi rangkaian elektronika, karena nilai outputnya adalah hasil kali
rata-rata tegangan input dengan faktor penguatan (Av) sehingga nilai
penjumlahan tegangan merupakan hasil rata-rata sinyal input dan penguatan
tegangan belum sesuai dengan kaidah penjumlahan.
Rangkaian Penguat Membalik
(Inverting Amplifier)
Rangkaian penguat membalik diatas merupakan rangkaian dasar inverting
amplifier yang menggunakan sumber tegangan simetris. Secara matematis besarnya
faktor penguatan (A) pada rangkaian penguat membalik adalah (-Rf/Rin) sehingga
besarnya tegangan output secara matematis adalah :
Apabila nilai resistansi feedback (Rf) adalah 10KOhm dan resisntansi
input 1 KOhm maka secara matematik besarnya faktor penguatan rangkaian penguat
membalik (inverting amplifier) diatas adalah :
Untuk melakukan pengujian rangkaian penguat membalik (inverting
amplifier) maka tegangan sumber (simetris) +10Vdc diberikan ke jalur +Vcc
sedangkan -10Vdc dihubungkan ke jalur -Vcc. Sebagai sinyal input sebaiknya
menggunakan sinyal input sinusoidal dengan range frekuensi audio (20 Hz – 20
KHz) agar terlihat jelas perbedaan sinyal input dan output rangkaian penguat
membalik ini yang berbeda phase antar input dan outpunya. Dengan nilai
resistansi dan sumber tegangan seperti disebutkan sebelumnya apabila pada
rangkaian penguat membalik diatas diberikan sinyal input sebesar 0,5 Vpp maka
idealnya tegangan output rangkaian penguat membalik (inverting amplifier) ini
adalah.
Dalam bentuk grafik bentuk sinyal output dan sinyal input rangkaian
penguat membalik (inverting amplifier) ini dapat digambarkan sebgai berikut.
Gambar Sinyal Output Dan Sinyal
Input Inverting Amplifier
Dalam percobaan untuk mendapatkan bentuk sinyal output dan sinyal input
seperti diatas dapat digunakan osciloscope doble trace dengan input A
osciloscope dihubungkan ke jalur input penguat membalik (inverting amplifier)
dan input B osciloscope dihubungkan ke jalur output penguat mebalik tersebut.
Dengan alat ukur osciloscope yang terhubung seperti ini dapat dianalisa
perbandingan sinyal input dengan sinyal output rangkaian penguat membalik
(inverting amplifier) secara lebih life dalam berbagai perubahan sinyal input.
SENSOR
SUHU LM35
Sensor Suhu LM35 adalah salah
satu jenis sensor yang merubah besaran suhu ke besaran listrik dalam bentuk
tegangan. LM35 memiliki 3 buah pin kaki, pin1 untuk INPUT tegangan positif (+),
pin2 OUTPUT, pin3 INPUT tegangan negatif/GND (-).
Dapat beroperasi pada tegangan 4 volt sampai 30 volt. Setiap
suhu 1 derajat Celcius akan menunjukan tegangan 10 mV.
Persamaan:
Vout = 10 mV/1ºC
Artinya, jika terbaca tegangan Vout = 500 mV, maka temperaturnya
= 500mV/10mV= 50ºC.
KARAKTERISTIK SENSOR SUHU LM35
1.
Memiliki sensitivitas suhu, dengan
faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat
dikalibrasi langsung dalam celcius.
2.
Memiliki ketepatan atau akurasi
kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC.
3.
Memiliki jangkauan maksimal operasi
suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
4.
Bekerja pada tegangan 4 sampai 30
volt.
5.
Memiliki arus rendah yaitu kurang
dari 60 µA.
6.
Memiliki pemanasan sendiri yang
rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
7.
Memiliki impedansi keluaran yang
rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8.
Memiliki ketidaklinieran hanya
sekitar ± ¼ ºC.
Gambar
rangkaian sensor LM35
BAB II
PERANCANGAN ALAT
2.1
DATA SHEET
1)
Data
sheet sensor suhu LM35
2)
Data
sheet IC LM741
2.2
BAGAN ALAT INPUT DAN OUTPUT DARI
PENGONDISI SINYAL
Gambar rangkaian
IC LM741 yang pertama digunakan sebagai penguat penjumlah.
Sedangkan IC LM741 yang kedua digunakan sebagai pengali agar output bernilai
positif. Untuk VCC dan VEE saya mendapatkan tegangan dari baterai 12V. Untuk
inputan dari IC LM741 pada gambar diatas menggunakan sensor LM35, dan V2 saya
menggunakan 0.5V agar didapatkan tegangan offset bernilai 1V
PERHITUNGAN RANGKAIAN PENGONDISI
SINYAL
LM35 bekerja diantara suhu -55 sampai 150 derajat
Celcius. Setiap kenaikan 1 derajat Celcius maka tegangan output sensor akan
bertambah 10mV. Penambahan tegangan ini terjadi ketika suhu sudah melampaui 1
derajat Celcius.
Diumpamakan suhu maksimal untuk menyalakan sebuah kipas adalah
30 derajat Celcius. Jadi tegangan output pada sensor adalah 0.3V. pada kondisi
ini output rangkaian yaitu 9V atau pada kondisi maksimal titik kerja pasa motor
DC.
·
Pada
kondisi 0 - 30 derajat Celcius maka output sensor bernilai 0 – 0.3V
·
Output
Motor/Rangkaian 1 – 9 V
Ø Vout
= m.Vin + Voffset
·
Dari
hasil analisa yang saya lakukan didapatkan sebesar R1= 1k Ω , R2= 13.5k Ω ,dan
Rf = 27k Ω dan V2 = 0.5V
Ø Jadi dari perhitungan diatas, maka di
dapatkan nilai resistor sebagai berikut:
·
R1 = 1k Ω
·
R2 = 13.5k
Ω
·
Rf = 27k
Ω
2.3
SIMULASI RANGKAIAN
1)
Gambar
rangkaian
Gambar 2.3.1 rangkaian pengondisi sinyal dengan input bernilai 1 volt
dikarenakan ada tegangan offset sebesar 1V
2)
Gambar
layout tampak atas
Gambar 2.3.2 layout rangkaian tampak
atas
3)
Gambar
layout tampak bawah
Gambar 2.3.3 layout rangkaian tamapak
bawah
4)
Gambar
saat sensor diberi suhu30 derajat Celcius
Gambar 2.3.4 saat sensor
di beri tegangan
5)
Gambar
saat sensor bernilai 0 derajat celcius
Gambar
2.3.4 saat sensor bernilai 0 derajat Celcius
BAB III
LANGKAH PEMBUATAN ALAT
Setelah kita melakukan perhitungan pada bab sebelumnya
saatnya kita memulai merancang alat ini. Berikut ini langkah – langkah
pembuatan alat :
1. Menentukan
sensor yang akan digunakan
2. Menentukan
jenis IC op amp yang digunakan
3. Mencari
datasheet untuk komponen yang digunakan
4. Menghitung
nilai resistor untuk penguatan yang diinginkan
5. Mempersiapkan
semua yang di perlukan untuk merancang alat tersebut.
3.1
ALAT DAN BAHAN
No.
|
NAMA KOMPONEN
|
JUMLAH
|
1.
|
LM741
|
2 Buah
|
2.
|
Terminal Block 2 pin
|
2 Buah
|
3.
|
Terminal Block 1 pin
|
1 buah
|
4.
|
Trimpot 20KΩ
|
1 Buah
|
5.
|
Resistor 1KΩ
|
3 Buah
|
6.
|
Resistor 27KΩ
|
1 Buah
|
7.
|
LM35
|
1 Buah
|
8.
|
PCB
|
1 Buah
|
9.
|
Kabel jumper
|
secukupnya
|
10.
|
Timah
|
secukupnya
|
11
|
Obeng (-) dan (+)
|
1 Buah
|
12.
|
Solder
|
1 Buah
|
13.
|
Bor PCB
|
1 Buah
|
14.
|
Ferric Chloride |
Secukupnya
|
3.2
LANGKAH KERJA
4
Menentukan
sensor dan perangkat yang akan digunakan.
5 Mengkonversi
tegangan output dari sensor ke tegangan input perangkat menggunakan rumus pengkondisi
sinyal, Vout=m.Vin+Voffset.
6 Merancang
rangkaian non-inverting atau inverting dari rumus pengkondisi sinyal. Jika ada
Voffset, menggunakan penguat penambah.
7
Setelah
rangkain sudah dirancang, rangakaian disimulasikan menggunakan circuit wizzard.
8 Setelah rangkaian yang disimulasikan sudah
sesuai dengan Vout pengkondisi sinyal, rangkaian di convert ke PCB layout.
9
Print hasil layout pada kertas glossy krungkut
dengan printer laser jet.
10
Bersihkan PCB terlebih dahulu dengan kertas
gosok yang halus.
11
Kemudian keringkan dengan tisu dan bersihkan
kembali dengan bensin atau minyak tanah.
12
Tempelkan layout yang jadi pada PCB kemudian
setrika hingga benar – benar menempel.
13
Setelah dirasa cukup menempel, diamkan PCB
sebentar sampai dingin atau suhu turun.
14 Jika sudah dingin atau suhu turun, gosok PCB
dengan tangan sampai kertas mengelupas. Jangan terlalu keras saat menggosok.
15 Cek kembali apakah sirkuit tidak ada yang putus,
jika ada tebali dengan spidol waterproof agar saat dilarutkan dalam larutan
FeCl3 tidak ikut terlarut.
16 Celupkan ke dalam larutan FeCl3 dan
goyang – goyang wadah yang digunakan untuk proses pelarutan agar tembaga yang
tersisa terlarut dalam larutan tersebut.
17 Sekitar 10 – 15 menit lihat apakah tembaga sudah
larut apa belum. Jika sudah, ambil PCB tersebut dan keringkan dengan lap atau
tisu.
18
Bor lubang pada sirkuit yang sudah ditentukan
untuk menempatkan setiap komponen.
19
Setelah semua lubang telah dibor, pasang setiap
komponen.
20 Pasang kaki – kaki komponen sesuai dengan kaki – kaki
komponen pada datasheet, menghindari kesalahan dalam pemasangan.
21 Pasang komponen dari yang paling pendek dari pcb, agar
saat menyolder komponen tidak lepas/turun, agar komponen rapi pemasangannya.
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 ANALISA SIMULASI
Gambar
4.1 rangkaian pengondisi sinyal dan hasil outputnya
Dari
gambar simulasi jalannya arus rangkaian pada pengondisi dinyal diatas,
rangkaian ini memiliki output sensor sebesar 0.3V karena saya memakai sensor suhu LM35 yang bekerja pada 1 derajat
Celcius untuk setiap penambahan nilai output sebesar 10mV. Sedangakan untuk
inputan dari V2 menggunakan 0.5 volt karena diinginkan nilai offset sebesar 1V
dan output dari rangkaian ini adalah sebesar 9 V, hasil ini dapat diperoleh
dari analisa perhitungan tersebut. Rangkain ini menggunakan IC LM741, karena IC
ini merupakan salah stu IC yang standart untuk aplikasi rangakaian inverting.
Untuk
membuat rangakain pengondisi sinyal ini saya menggunakan penguat penjumlah inverting dan rangkaian inverting, ini di karenakan
dengan menggunkan 2 penguat inverting. Ini dikarenakan diinginkan output yang
bernilai positif, karena pada rangkaian penguat penjumlah inverting nilai masih
berupa negatif, dan rangakaian inverting yang kedua ini berfungsi sebagai
pengali dari rangkaian inverting yang pertama agar didapatkan nilai output
positif, secara logika dapat dibuktikan bahwa nilai negatif dikali dengan nilai
negatif maka hasilnya adalah positif.
Sebelum
merangkai rangkaian pengondisi sinyal ini terlebih dahulu kita harus membuat
perhitungan simulasi rangkaian untuk menentukan besarnya R1, R2, dan Rf. Dengan
menggunakan inverting yang akan di jelaskan pada sub bab di bawah. Dari hasil
analisa tersebut saya mendapatkan nilai :
R1 =
1k Ω
R2 = 13.5k
Ω
Rf = 27k
Ω
Besarnya
nilai resistor tersebut berpengaruh pada output pada rangkaian, yaitu
kombinasii antara R1, R2 dan Rf akan menghasilkan sebuah penguatan dari
rangkaian tersebut.
Jalannya
arus dari rangkain pengondisi sinyal diatas yaitu arus mengalir dari V dari
sensor menuju R1 lalu masuk ke op-amp,dan
vrus dari V2 akan mengalir menuju R2 lalu kedua masukan tersebut masuk ke op
amp.
Dari
hasil analisa rangkain ini saya menginginkan outputnya sebesar 9 volt agar
dapat menggerakkan kipas DC yang membutuhkan tegangan sebesar 1-9 volt. Hasil yang saya peroleh dari analisa tersebut
lalu saya simulasikan ke program proteus dan hasilnya hampir sama dengan yang
telah saya perhitungkan yaitu output rangkaiannya adalah 9.1 volt dan ini
sangat mendekati dengan simulasi saya yaitu sebesar 9.12 volt, seperti yang
tampak pada gambar 4.1 di atas.
Akan
tetapi setelah saya buat simulasinya lalu saya aplikasikan pada rangkaiannya,
hasilnya tidak sesuai dengan analisa yang telah saya buat dan
simulasinya.hasilnya sangat berbeda jauh dari yang diinginkan, yaitu output rangkaian
hanya sebesar 3 koma sekian. Ini adalah hasil yang sangat jauh dari analias
maupun simulasi yang telah saya lakukan. Hal ini mungkin disebabkan kerena
pemasangan trimpot yang tidak sesuai hal ini menjadikan nilai tahanan R2 tidak
sesuai yang diharapkan.
4.2
ANALISA PERHITUNGAN
·
Pada
kondisi 0 - 30 derajat Celcius maka output sensor bernilai 0 – 0.3V
·
Output
Motor/Rangkaian 1 – 9 V
Ø Vout
= m.Vin + Voffset
9 V = m. 0.3 + Voffset


8
V = m. 0.3
m = 26.6666666666666
Di bulatkan menjadi m = 27
Mencari Voffset
Ø Vout =
m. Vin + Voffset
1 V = 27 . 0 + Voffset
1 V = 0 + Voffset
Voffset
= 1 V
Menentukan nilai R1, R2, R3 dan Rf
dengan menggunakan teorema superposisi.
·

·
Dari
hasil analisa yang saya lakukan didapatkan sebesar R1= 1k Ω , R2= 13.5k Ω ,dan
Rf = 27k Ω dan V2 = 0.5V
Ø Jadi dari perhitungan diatas, maka di
dapatkan nilai resistor sebagai berikut:
·
R1 = 1k Ω
·
R2 = 13.5k
Ω
·
Rf = 27k
Ω
Kemudian
menuju rangkaian inverting kedua dengan penguatan -1 kali sehingga nantinya
Voutnya mengalami penguatan yang bernilai positif
V out
dari rangkaian inverting pertama berfungsi sebagai V input untuk penguat
inverting kedua sehingga Vout akhirnya
BAB V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
1)
Rangkaian
pengkondisi sinyal merupakan rangkaian untuk mengubah level tegangan sesuai dengan
yang kita inginkan
2)
Dalam merancang pembuatan suatu rangkaian sebaiknya
kita menganalisa terlebih dahulu komponen-komponen yang di butuhkan
3)
Besarnya R1 dan R2
tidak mempengaruhi tegangan output pada rangakaian
4)
R3 berfungsi
sebagai pengatur keluaran dari op amp sesuai yang kita inginkan.
5.2
SARAN
Sebelum
memulai analisa, harus menentukan data sheet sensor yang harus dipakai tetapi
dalam mencari data sheet sensor saya mengalami kesulitan karena di dalam data
sheet sensor banyak yang tidak ada range tegangan outputnya. Oleh sebab itu
sebaiknya data sheet sensornya di tentukan terlebih dahulu agar mudah dalam
menganalisa, sehingga rangkaian akan lebih cepat terselesaikan.