Posted by :
Unknown
Minggu, 13 Desember 2015
Penguat Operasional
(Op-Amp)
Penguat operasional (Op Amp) adalah
suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi
penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat operasional memilki
dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk
dapat bekerja dengan baik, penfuat operasional memerlukan tegangan catu yang
simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga
negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini adalah simbol dari penguat
operasional:
Gambar 1. Op-Amp
1. Penguat Operasional
Penguat operasional (Op Amp) adalah
suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi
penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat operasional memilki
dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk
dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang
simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga
negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini adalah simbol dari penguat
operasional:
Gambar 1. Op-Amp
2.
Karakteristik
Ideal Penguat Operasional
Penguat operasional banyak digunakan
dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan yang dimilikinya, seperti
penguatan yang tinggi, impedansi m`sukan yang tinggi, impedansi keluaran yang
rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
1.
Penguatan
tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ¥-
2.
Tegangan
ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
3.
Hambatan
masukan (input resistance) RI = ¥
4.
Hambatan
keluaran (output resistance) RO = 0
5.
Lebar pita
(band width) BW = ¥
6.
Waktu
tanggapan (respon time) = 0 detik
7.
Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya
merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai dalam kondisi praktis.
Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki
karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang
baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini
akan dijelaskan satu persatu tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp.
3.
Penguatan
Tegangan Lingkar Terbuka
Penguatan tegangan lingkar terbuka
(open loop voltage gain) adalah penguatan diferensial Op Amp pada kondisi
dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang diterapkan padanya seberti
yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal, penguatan tegangan lingkar terbuka
adalah:
AVOL = Vo / Vid = - ¥
AVOL =
Vo/(V1-V2) = - ¥
Tanda negatif menandakan bahwa
tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan masukan Vid. Konsep tentang
penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk divisualisasikan dan
tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti adalah
bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid.
Dalam kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga
100000 (sekitar 100 dB).
Tetapi dalam penerapannya tegangan
keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang diberikan pada Op Amp. Karena
itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat
kecil.
4.
Tegangan
Ofset Keluaran
Tegangan ofset keluaran (output
offset voltage) VOO adalah harga tegangan keluaran dari Op Amp terhadap tanah
(ground) pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga VOO = 0 V.
Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR
(common mode rejection) ideal.
Tetapi dalam kondisi praktis, akibat
adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan dalam penguat diferensial dalam
Op Amp tersebut, maka tegangan ofset VOO biasanya berharga sedikit di atas 0 V.
Apalagi apabila tidak digunakan umpan balik maka harga VOO akan menjadi cukup
besar untuk menimbulkan saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka
perlu diterapakan tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada
saat tegangan masukan Vid = 0, tegangan keluaran VO juga = 0. Apabila hal
ini tercapai.
5.
Hambatan
Masukan
Hambatan masukan (input resistance)
Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di antara kedua masukan Op Amp. Secara
ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak berhingga. Tetapi dalam kondisi
praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah antara 5 kW hingga 20 MW, tergantung pada tipe Op Amp.
Harga ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu
umpan balik negatif (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka hambatan
masukan Op Amp akan meningkat.
Dalam suatu penguat, hambatan
masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan. Semakin besar hambatan
masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam menguatkan sinyal
yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar, maka sumber
sinyal masukan tidak terbebani terlalu besar.
6.
Hambatan
Keluaran
Hambatan Keluaran (output
resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam yang timbul pada saat
Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan keluaran
RO Op Alp adalah = 0. Apabula hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran
Op Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat,
hambatan keluaran yang kecil sangat diharapkan.
Dalam kondisi praktis harga hambatan
keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm hingga ratusan ohm pada kondisi
tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka harga hambatan
keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal.
7.
Lebar Pita
Lebar pita (band width) BW dari Op
Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana tegangan keluaran tidak jatuh lebih
dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat amplitudo tegangan masukan
konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga. Tetapi
dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan.
Sebagian besar Op Amp sebagian
memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya diterapkan pada sinyal dengan
frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp yang khusus dirancang
untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp jenis ini juga harus
didukung kolponen eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar
dapat bekerja dengan baik.
8.
Waktu
Tanggapan
Waktu tanggapan (respon time) dari
Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran untuk berubah setelah masukan
berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0 detik, yaitu
keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah.
Tetapi dalam prakteknya, waktu
tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak langsung berubah sesuai masukan.
Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro detik hal ini disebut juga
slew rate. Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah perubahan
masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi
kondisi steady state. Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.
9.
Karakteristik
Terhadap Suhu
Sebagai mana diketahui, suatu bahan
semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya apabila terjadi perubahan suhu
yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal, karakteristiknya tidak berubah
terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp
pada umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan biasa, perubahan tersebut
dapat diabaikan.
10. Komparator
Komparator adalah komponen
elektronik yang berfungsi membandingkan dua nilai kemudian memberikan hasilnya,
mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil. Komparator bisa dibuat dari
konfigurasi open-loop Op Amp. Jika kedua input pada Op Amp pada kondisi
open-loop, maka Op Amp akan membandingkan kedua saluran input tersebut. Hasil
komparasi dua tegangan pada saluran masukan akan menghasilkan tegangan saturasi
positif (+Vsat) atau saturasi negatif (-Vsat).
Sebuah rangkaian komparator pada Op
Amp akan membandingkan tegangan yang masuk pada satu saluran input dengan
tegangan pada saluran input lain, yang disebut tegangan referensi. Tegangan
output berupa tegangan high atau low sesuai dengan perbandingan Vin dan Vref.
Dan berikut adalah rangkaian komparator sederhana.
Gambar 2. Komparator Sederhana
Vref di hubungkan ke +V supply,
kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai pembagi tegangan, sehingg nilai tegangan
yang di referensikan pada masukan + op-amp adalah sebesar :
V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply
Op-amp tersebut akan membandingkan nilai
tegangan pada kedua masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan
(+) maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan – Vsupply, apabila tegangan
masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama
dengan + Vsupply.
Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih
besar dari V maka keluarannya akan menjadi – Vsupply, jika sebaliknya, Vinput
lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi + Vsupply. Untuk op-amp yang
sesuai untuk di pakai pada rangkaian op-amp untuk komparator biasanya
menggunakan op-amp dengan tipe LM324 yang banyak di pasaran.
Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan amplitudo dua buah sinyal, jika +Vin dan −Vin masing-masing
menyatakan amplitudo sinyal input tak membalik dan input
membalik, Vo dan Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan
tegangan saturasi, maka prinsip dasar dari komparator adalah
+Vin
≥ −Vin maka Vo = Vsat+
+Vin <
−Vin maka Vo = Vsat−
Keterangan:
+Vin
= Amplitudo sinyal input tak membalik (V)
−Vin
= Amplitudo sinyal input membalik (V)
Vsat+
= Tegangan saturasi + (V)
Vsat−
= Tegangan saturasi - (V)
Vo
= Tegangan output (V)
Bentuk fisik IC LM 324 seperti gambar dibawah ini :
Gambar 3. Bentuk fisik IC lm324
Fungsi Pin IC:
Pin 1 = output 1
Pin 2 = input 1 negatif
Pin 3 = input 1 positif
Pin 4 = VCC
Pin 5 = input 2 positif
Pin 6 = input 2 negatif
Pin 7 = output 2
Pin 8 = output 3
Pin 9 = input 3 negatif
Pin 10 = input 3 positif
Pin 11 = GND Pin 12 = input 4 positif
Pin 13 = input 4 negatif
Pin 14 = output 4
B.
Alat dan
Bahan
1. IC LM
324
1 buah
2. Soket IC 16
pin
1 buah
3. LED
1 buah
4. Potensiometer
100Kohm
2 buah
5. Spacer
4 buah
6. PCB
secukupnya
7. Feriklorit
secukupnya
8. Soket
Banana
4 pasang
9. Knop
potensiometer
2 buah
1. Power
Supply
2 buah
1. AVO
meter
1 buah
1. Pinset
1 buah
1. Solder
1
buah
1. Jumper
secukupnya
- Kesehatan dan Keselamatan Kerja
11.)
Periksalah
terlebih dahulu semua komponen aktif maupun
pasif sebelum digunakan!
22.)
Pastikan
cara pemenfaatan ferklorit sudah sesuai
33.) Saat proses
pelarutan perhatikan dan hindari hal-hal yang dianggap berbahaya dan kenakan
alat pengaman yang sesuai dengan proses pelarutan.
44.)
Pastikan
tegangan keluaran catu daya sesuai yang dibutuhkan.
55.)
Dalam menyusun rangkaian, perhatikan letak kaki-kaki komponen.
66.) Sebelum catu daya dihidupkan, hubungi dosen pendamping untuk mengecek
kebenaran pemasangan rangkaian.
77.)
Kalibrasi terlebih dahulu alat ukur yang akan digunakan.
88.)
Dalam
menggunakan meter kumparan putar, mulailah dari batas ukur yang besar. Bila
simpangan terlalu kecil dan masih di bawah batas ukur yang lebih rendah,
turunkan batas ukur.
99.)
Hati-hati
dalam penggunaan peralatan praktikum!
D. Gambar
Rangkaian
Gambae 4.
Rangkaian Praktikum Komparator
cE. Langkah
percobaan
1. Hubungkan
konektor VCC 9 Volt pada tegangan sumber 9 Volt
2. Hubungkan
konektor GND pada ground.
3. Sambunglah
masukan V in + pada tegangan 5 Volt
4. Atur tegangan potensio lalu ukur
tegangan sebesar 1V pada V in -
5. Amati IND
OUT dan ukur tegangan pada Vout
6. Catat hasil
pada tabel hasil yang telah disediakan
7. Kemudian
atur lagi tegangan pada potensio sesuai tabel percobaan lalu catat tegangan V
out
F.
Hasil
percobaan
No
|
Tegangan Vin +
|
Tegangan Vin -
|
Tegangan V out
|
Kondisi LED
|
1
|
5 Volt
|
1 Volt
|
3,55V
|
Menyala
|
2
|
5 Volt
|
2 Volt
|
3,52V
|
Menyala
|
3
|
5 Volt
|
3 Volt
|
3,51V
|
Menyala
|
4
|
5 Volt
|
4 Volt
|
3,51V
|
Mdnyala
|
5
|
5 Volt
|
5 Volt
|
3,51V
|
Menyala
|
6
|
5 Volt
|
6 Volt
|
1,5mV
|
Mati
|
7
|
5 Volt
|
7 Volt
|
1,6mV
|
Mati
|
8
|
5 Volt
|
8 Volt
|
1,7mV
|
Mati
|
9
|
5 Volt
|
9 Volt
|
1,7mV
|
Mati
|