Archive for Januari 2015
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
A. Tujuan Matakuliah Perkembangan Peserta Didik
Melalui
mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk
menjelaskan konsep/istilah perkembangan dan pertumbuhan, faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan, periode anak sekolah, perkembangan aspek
fisik jasmaniah, perkembangan kejiwaan, yang menyangkut perkembangan
pencerapan, perkembangan fantasi, pikiran, perasaan, dan kemauan,
penjelasan tentang konsep remaja, pertumbuhan, dan perkembangannya,
pertumbuhan dalam masa remaja, perkembangan sosial dalam masa remaja,
karakteristik remaja usia sekolah menengah, kebutuhan-kebutuhan remaja,
perbedaan individual dalam perkembangan, dan implikasi perbedaan
individual terhadap penyelenggaraan pendidikan.
B. Perbedaan Perkembangan Peserta Didik
Sumber-sumber
individualitas atau keragaman peserta didik meliputi: kecerdasan,
status sosial ekonomi, budaya, dan jenis kelamin. Kecerdasan memiliki
tiga dimensi, yaitu: kemampuan memperoleh pengetahuan, kemampuan
berpikir dan menalar abstrak, dan kemampuan memecahkan masalah baru.
Status
sosial ekonomi, yang merupakan gabungan antara pendapatan, pekerjaan,
dan tingkat pendidikan keluarga peserta didik, terbukti merupakan salah
satu faktor yang berhubungan erat dengan performans peserta didik.
Pengaruh status sosial ekonomi ini bekerja melalui: kebutuhan dasar dan
pengalaman, keterlibatan orangtua, dan sikap-sikap serta nilai-nilai.
Untuk
membantu semua siswa, terlepas dari status sosial ekonominya, guru
harus menciptakan lingkungan belajar yang aman dan terstruktur,
menggunakan contoh yang bagus, mengaitkan bahan belajar dengan kehidupan
siswa, dan menggiatkan ineraksi dalam kegiatan belajar. Seperti status
sosial ekonomi, kebudayaan yang menunjuk pada sikap-sikap, nilai-nilai,
kebiasaan-kebiasaan, dan pola perilaku yang menjadi ciri suatu kelompok
sosial, mempengaruh keberhasilan dalam sekolah melalui sikap, nilai, dan
cara pkitang terhadap dunia. Sebagai bagian dari budaya, latar belakang
etnik juga mempengaruhi keberhasilan peserta didik melalui sikap dan
nilai-nilai. Implikasi praktik keragaman budaya bagi guru adalah bahwa
dia harus memahami peserta didiknya dengan:
(1) Berusaha mempelajari kebudayaan peseta didik yang diajar
(2) Berusaha menyadarkan peserta didik terhadap nilai-nilai dan keberhasilan orang-orang dari etnik dan budaya minoritas.
C. Implikasi Pertumbuhan/Perkembangan/Kematangan Peserta Didik Terhadap Proses Pembelajaran
Sebagai
individu yang sedang tumbuh dan berkembang, maka proses pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya
interaksi antara dua faktor yang sama-sama penting kedudukannya yaitu
faktor hereditas dan faktor lingkungan. Keberadaan dua faktor tersebut
tidak bisa dipisakan satu sama lainnya karena kenyataannya kedua faktor
tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam operasionalnya.
Dari
pernyataan di atas, maka dapatlah ditarik beberapa butir implikasi
pertumbuhan/perkembangan/kematangan peserta didik terhadap
penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut:
- Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu.
- Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan.
- Dalam interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga.
- Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik terutama orang tua, maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.
- Setelah umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmani yang lain.
- Kematangan sosial merupakan lkitasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.
- Kematangan emosional meliputi kematangan sosial dan kematangan intelektual, karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi perasaannya.
- Kematangan jasmani merupakan dasar yang meliputi semua kematangan.
- Pendidik yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan di masa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
- Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai oleh anak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
- Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan emosional antara keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
- Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenal kenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya.
- Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi rohani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karena ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.
- Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.
- Karakteristik umum pertumbuhan/perkembangan peserta didik ialah diikuti dengan kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba segala sesuatu, menghayal dan aktivitas berkelompok.
D. Fase-Fase Perkembangan Peserta Didik
Setiap
orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang
waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagai
manusia, setiap orang melalui jalan-jalan yang umum. Setiap diri kita
mulai belajar berjalan pada usia satu tahun, berjalan pada usia dua
tahun, tenggelam pada permainan fantasi pada niasa kanak-kanak dan
belajar mandiri pada usia remaja. Apakah yang dimaksud oleh para ahli
psikologi dengan perkembangan individu.
Menurut
Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau
perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus
selama siklus kehidupan. Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola
gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa
proses yaitu proses biologis, proses kognitif dan proses sosial.
Proses-proses
biologis meliputi perubahan-perubahan fisik individu. Gen yang diwarisi
dari orang tua, perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat,
keterampilan motorik, dan perubahan-perubahan hormon pada masa puber
mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam perkembangan. Proses
kognitif meluputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu
mengenai pemikiran, kecerdasan dan bahasa. Mengamati gerakan mainan bayi
yang digantung, menghubungkan dua kata menjadi kalimat, menghafal.
puisi dan memecahkan soal-soal matematika mencerminkan peranan
proses-proses kognitif dalam perkembangan anak.
Proses-proses
sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan
individu dengan orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi dan
perubahan-perubahan dalam kepribadian. Senyuman bayi sebagai respons
terhadap sentuhan ibunya, sikap agresif anak laki-laki terhadap teman
mainnya, kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya mencerminkan
peranan proses sosial dalam perkembangan anak.
Hendaknya
selalu diingat bahwa antara ketiga proses, yaitu biologis, kognitif,
dan sosial terdapat jalinan yang kuat. Kita akan mengetahui bagaimana
proses sosial membentuk proses-proses kognitif. Akan sangat membantu
untuk mempelajari berbagai proses yang mempengaruhi perkembangan anak
dengan tetap mengingat bahwa Kita sedang mempelajari perkembangan anak
yang terintegrasi sebagai manusia seutuhnya dan memiliki seutuhnya dan
memiliki kesatuan jiwa dan raga.
Perubahan
pada perkembangan merupakan produk dari proses-proses biologis,
kognitif dan sosial. Proses-proses itu terjadi pada perkembangan manusia
yang berlangsung pada keseluruhan siklus hidupnya. Untuk memudahkan
pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan
waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen
membaginya atas lima yaitu:
1. Fase
pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa
pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang
luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak
dan kemampunn berperilaku, dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan
bulan.
2. Fase
bayi adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18
atau 24 bulan. Masa ini adalah masa yang sangat. Bergantung kepada orang
tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya,
bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
3. Fase
kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir
masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah.
Selama fase ini mereka belajnr melakukan sendiri banyak hal dan
berkembang keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan kesiapan
untuk bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk
bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memasuki kelas satu SD menandai
berakhirnya fase ini.
4. Fase
kanak-knanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung
sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah
dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca,
menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang
lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian
pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
5. Fase
remaja adalah fase perkembangan yang merupakan transisi dari masa
anak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira timur 10 sampai
12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja
mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat cepat, perubahan
perbandingan ukuran bagian-bagian badan, perkembangn
karakteristik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut
pada bagian tertentu dan perubahan suara. Pada fase ini dilakukan
upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identitas diri. Pemikirannya
lebih logis, abstrak dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan
di luar.keluarga.
Pada
saat ini para ahli perkembangan tidak lagi berpendapat bahwa
perubahan-perubahan akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa
perkembangan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat.